salam pembuka

MAAF...! UNTUK SEMENTARA KAMI TIDAK MELAYANI TRANSAKSI FILE SKIPSI

السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة

Get this widget

Minggu, 22 Januari 2012

Apakah GPRS, EDGE, UMTS, HSDPA itu?


Tentu anda sering mendengar istilah istilah berikut GPRS, EDGE, UMTS, HSDPA. Tahukah anda apa yang dimaksud dari istilah istilah teersebut? Semakin majunya teknologi menuntut untuk terus diadakannya pembaharuan, berikut juga di bidang akses data. GPRS adalah generasi pertamanya disusul dengan Edge dengan memberikan layanan agak cepat lalu 3G dengan menghadirkan layanan tercepat dan akhirnya teknologi sekarang 3.5G menyingkirkan semua dengan menghadirkan layanan sangat cepat untuk mengakses data, dan mungkin akan hadir layanan 4G.
Berikut Perbedaan Akses Data GPRS > EDGE > 3G/UMTS > 3.5G/HSDPA :
  • GPRS (General Packet Radio Service) : suatu teknologi yang digunakan untuk pengiriman dan penerimaan paket data. GPRS sering disebut dengan teknologi 2G. Fasilitas yang diberikan oleh GPRS : e-mail, mms (pesan gambar), browsing, internet. Secara teori GPRS memberikan kecepatan akses antara 56kbps sampai 115kbps.
  • EDGE (Enhanced Data for Global Evolution) : teknologi perkembangan dari GSM, rata-rata memiliki kecepatan 3kali dari kecepatan GPRS. Kecepatan akses EDGE secara teori sekitar 384kbps. Fasilitas yang disediakan EDGE sama seperti GPRS (e-mail, mms, dan browsing).
  • UMTS (Universal Mobile Telecommunication Service) : perkembangan selanjutnya dari EDGE. UMTS sering disebut generasi ke tiga (3G). Selain menyediakan fasilitas akses internet (e-mail, mms, dan browsing), UMTS juga menyediakan fasilitas video streaming, video conference, dan video calling*). Secara teori kecepatan akses UMTS sekitar 480kbps.
  • HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) merupakan perkembangan akses data selanjutnya dari 3G. HSDPA sering disebut dengan generasi 3.5 (3.5G) karena HSDPA masih berjalan pada platform 3G. Secara teori kecepatan akses data HSDPA sama seperti 480kbps, tapi bisa dipastikan bahwa akses data melalui HSDPA lebih unggul daripaa UMTS.

Menghemat Listrik Dengan Menjadi Pelanggan Listrik Prabayar


Layanan Listrik Pra Bayar merupakan bentuk pelayanan PLN dalam menjual energi listrik dengan cara pelanggan membayar dimuka. Mudahnya, sebelum menggunakan listrik dari PLN, pelanggan terlebih dahulu membeli sejumlah nominal energi listrik, sesuai yang dibutuhkan. Dengan cara ini, kendali penggunaan listrik sepenuhnya ada pada diri pelanggan. Kekhawatiran tagihan listrik membengkak tak perlu lagi lagi terjadi. Baik yang disebabkan oleh penggunaan listrik yang tak terkontrol maupun terjadinya kesalahan baca meter. Dengan membeli listrik di awal, hal-hal yang tidak diinginkan tersebut tak perlu lagi terjadi.
Bila dibandingkan dengan penggunaan layanan pasca bayar selama ini, pelanggan relatif tak leluasa untuk mengetahui berapa besar energy listrik yang telah dikonsumsi. Pelanggan baru bisa mengetahuinya setelah waktu pembayaran atau bahkan saat akan membayar di loket PLN. Maka, tak heran jika kadang pelanggan dibuat kaget oleh tagihan yang melambung tinggi. Yang disebabkan oleh penggunaan listrik yang tak terkendali. Dengan layanan listrik prabayar, pelanggan bukan saja bisa mengetahui sudah berapa banyak energi listrik yang dikonsumsi, namun juga dapat melihat berapa energi listrik yang masih tersisa untuk dapat digunakan.
Mengingat uniknya sifat layanan listrik prabayar ini, maka diperlukan alat khusus yang berbeda dengan layanan listrik pasca bayar. Alat khusus ini dinamakan kWh Meter (meteran listrik) Pra Bayar, atau lebih dikenal sebagai Meter prabayar. Setiap pelanggan prabayar akan dilengkapi dengan meter prabayar ini beserta 1 Kartu Prabayar. Meter tersebut yang akan mencatat penggunaan listrik anda. Sedang, kartu prabayar selain sebagai nomor identitas pelanggan prabayar juga berfungsi sebagai alat transaksi pembelian energi listrik. Kartu prabayar tersebut dipakai oleh pelanggan selama masih berlangganan listrik PLN.
Jadi, saat membeli energi listrik (isi ulang), pelanggan harus menunjukkan dan memberikan kartu prabayar kepada petugas PLN untuk dilakukan pengisian energi listrik. Tanpa kartu prabayar, pengisian ulang tidak dapat dilakukan. Layanan prabayar menggunakan voucher token (semacam pulsa) bisa dinikmati, baik oleh pelanggan baru, maupun pelanggan lama, khususnya pelanggan yang memanfaatkan layanan tegangan rendah mulai 900 VA hingga 5.500 VA, dengan cara migrasi dari pascabayar ke prabayar. Berbeda dengan perhitungan bagi pelanggan pascabayar, pelanggan prabayar tak dikenakan biaya beban. “Untuk perhitungannya, jika pelanggan prabayar yang memakai 900 VA per kWh-nya dikenakan Rp 602, untuk 1.300 VA dikenakan Rp 663 per kWh, dan 2.500 VA dikenakan Rp 666 per kWh.
Untuk bisa menikmati layanan ini, katanya, pelanggan bisa mendatangi loket pelayanan PLN terdekat. Bagi pelanggan baru, mereka akan mengikuti prosedur seperti pengajuan sambungan listrik. Adapun pelanggan lama tinggal mengisi formulir migrasi, dan tanpa menunggu lama, petugas akan melakukan penggantian meter pascabayar ke prabayar. Sama halnya seperti saat membeli pulsa isi ulang untuk ponsel, ia mengatakan bahwa besaran token yang disediakan PLN beragam pilihan nilai, mulai Rp 20.000, Rp 50.000, Rp 100.000, Rp 250.000, Rp 500.000, hingga Rp 1 juta. Jumlah itu bisa disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan untuk beberapa waktu ke depan. Jika token—kode yang dimasukkan ke meter listrik prabayar—habis, maka pelanggan bisa memperolehnya di sejumlah loket atau ATM yang telah bekerja sama dengan PLN, di antaranya Kantor Pos, Bank BRI, Bank BNI, Bank Bukopin, dan BPR.
Cara menikmati Listrik Prabayar:
- Membeli voucher token di loket penjualan. Nomor serial meter harus sesuai dengan identitas pelanggan agar token kWh bisa digunakan.
- Pelanggan mendapatkan 20 digit di struk pembelian token untuk diinputkan melalui keypad yang ada di meter prabayar dan akan terlihat di display meter.
- Meter prabayar akan mengecek dan jika nomor token valid, layar meter menunjukkan nilai kWh sesuai yang dibeli. Listrik pun bisa digunakan.
- Kontrol selalu pemakaian dan nilai kredit kWh di meter prabayar. Jika sisa di bawah 20 kWh, maka lampu peringatan (LED) berubah merah atau muncul suara peringatan (buzzer) dari meter prabayar.
- Jika sisa kWh habis, maka listrik otomatis padam. Untuk menghidupkannya, input 20 digit nomor token baru.
(Dari Berbagai Sumber)